King (Liem Swie King )
Kisah perjuangan dan perjalanan panjang seorang anak bernama Guntur dalam meraih cita-citanya menjadi seorang juara bulu tangkis sejati, seperti idola Guntur dan ayahnya, Liem Swie King.
Ayah Guntur adalah seorang komentator pertandingan bulu tangkis antar kampung yang juga bekerja sebagai pengumpul bulu angsa, bahan untuk pembuatan shuttlecock. Dia sangat mencintai bulu tangkis dan dia menularkan semangat dan kecintaannya itu pada Guntur, walaupun dia sendiri tidak bisa menjadi seorang juara bulu tangkis
Mendengar cerita ayahnya tentang ”KING” sang idola, Guntur bertekad untuk dapat menjadi juara dunia. Dengan segala keterbatasan dan kendala yang ada dihadapannya, sebagai sahabat setianya Raden pun selalu berusaha membantu Guntur, walaupun kadang bantuan Raden tersebut justru seringkali menyusahkannya. Namun dengan semangat yang tinggi tanpa mengenal lelah, dan pengorbanan berat yang harus dilakukan, Guntur tak henti-hentinya berjuang untuk mendapatkan beasiswa bulu tangkis dan meraih cita-citanya menjadi juara dunia bulu tangkis kebanggaan INDONESIA dan kebanggaan keluarga.
Garuda di Dadaku
Bayu, yang masih duduk di kelas 6 Sekolah Dasar, memiliki satu mimpi dalam hidupnya: menjadi pemain sepak bola hebat. Setiap hari dengan penuh semangat, ia menggiring bola menyusuri gang-gang di sekitar rumahnya sambil mendribble bola untuk sampai ke lapangan bulu tangkis dan berlatih sendiri di sana. Heri, sahabat Bayu penggila bola, sangat yakin akan kemampuan dan bakat Bayu.
Dialah motivator dan “pelatih” cerdas yang meyakinkan Bayu agar mau ikut seleksi untuk masuk Tim Nasional U-13 yang nantinya akan mewakili Indonesia berlaga di arena internasional. Namun Pak Usman, kakek Bayu, sangat menentang impian Bayu karena baginya menjadi pemain sepak bola identik dengan hidup miskin dan tidak punya masa depan.
Dibantu teman baru bernama Zahra yang misterius, Bayu dan Heri harus mencari-cari berbagai alasan agar Bayu dapat terus berlatih sepak bola. Tetapi hambatan demi hambatan terus menghadang mimpi Bayu, dan bahkan persahabatan tiga anak itu terancam putus.
Laskar Pelangi
Laskar Pelangi” menceritakan kisah masa kecil anak-anak kampung dari suatu komunitas Melayu yang sangat miskin Belitung. Anak orang-orang ‘kecil’ ini mencoba memperbaiki masa depan dengan menempuh pendidikan dasar dan menengah di sebuah lembaga pendidikan yang puritan. Bersebelahan dengan sebuah lembaga pendidikan yang dikelola dan difasilitasi begitu modern pada masanya, SD Muhammadiyah-sekolah penulis ini, tampak begitu papa dibandingkan dengan sekolah-sekolah PN Timah (Perusahaan Negara Timah). Mereka, para native Belitung ini tersudut dalam ironi yang sangat besar karena kemiskinannya justru berada di tengah-tengah gemah ripah kekayaan PN Timah yang mengeksploitasi tanah ulayat mereka.
Kesulitan terus menerus membayangi sekolah kampung itu. Sekolah yang dibangun atas jiwa ikhlas dan kepeloporan dua orang guru, seorang kepala sekolah yang sudah tua, Bapak Harfan Efendy Noor dan ibu guru muda, Ibu Muslimah Hafsari, yang juga sangat miskin, berusaha mempertahankan semangat besar pendidikan dengan terseok-seok. Sekolah yang nyaris dibubarkan oleh pengawas sekolah Depdikbud Sumsel karena kekurangan murid itu, terselamatkan berkat seorang anak idiot yang sepanjang masa bersekolah tak pernah mendapatkan rapor. Sekolah yang dihidupi lewat uluran tangan para donatur di komunitas marjinal itu begitu miskin: gedung sekolah bobrok, ruang kelas beralas tanah, beratap bolong-bolong, berbangku seadanya, jika malam dipakai untuk menyimpan ternak, bahkan kapur tulis sekalipun terasa mahal bagi sekolah yang hanya mampu menggaji guru dan kepala sekolahnya dengan sekian kilo beras-sehingga para guru itu terpaksa menafkahi keluarganya dengan cara lain. Sang kepala sekolah mencangkul sebidang kebun dan sang ibu guru menerima jahitan.
Kendati demikian, keajaiban seakan terjadi setiap hari di sekolah yang dari jauh tampak seperti bangunan yang akan roboh. Semuanya terjadi karena sejak hari pertama kelas satu sang kepala sekolah dan sang ibu guru muda yang hanya berijazah SKP (Sekolah Kepandaian Putri) telah berhasil mengambil hati sebelas anak-anak kecil miskin itu.
Dari waktu ke waktu mereka berdua bahu membahu membesarkan hati kesebelas anak-anak marjinal tadi agar percaya diri, berani berkompetisi, agar menghargai dan menempatkan pendidikan sebagai hal yang sangat penting dalam hidup ini. Mereka mengajari kesebelas muridnya agar tegar, tekun, tak mudah menyerah, dan gagah berani menghadapi kesulitan sebesar apapun. Kedua guru itu juga merupakan guru yang ulung sehingga menghasilkan seorang murid yang sangat pintar dan mereka mampu mengasah bakat beberapa murid lainnya. Pak Harfan dan Bu Mus juga mengajarkan cinta sesama dan mereka amat menyayangi kesebelas muridnya. Kedua guru miskin itu memberi julukan kesebelas murid itu sebagai para Laskar Pelangi.
Keajaiban terjadi ketika sekolah Muhamaddiyah, dipimpin oleh salah satu laskar pelangi mampu menjuarai karnaval mengalahkan sekolah PN dan keajaiban mencapai puncaknya ketika tiga orang anak anggota laskar pelangi (Ikal, Lintang, dan Sahara) berhasil menjuarai lomba cerdas tangkas mengalahkan sekolah-sekolah PN dan sekolah-sekolah negeri. Suatu prestasi yang puluhan tahun selalu digondol sekolah-sekolah PN.
Tak ayal, kejadian yang paling menyedihkan melanda sekolah Muhamaddiyah ketika Lintang, siswa paling jenius anggota laskar pelangi itu harus berhenti sekolah padahal cuma tinggal satu triwulan menyelesaikan SMP. Ia harus berhenti karena ia anak laki-laki tertua yang harus menghidupi keluarga sebab ketika itu ayahnya meninggal dunia. Native Belitong kembali dilanda ironi yang besar karena seorang anak jenius harus keluar sekolah karena alasan biaya dan nafkah keluarga justru disekelilingnya PN Timah menjadi semakin kaya raya dengan mengekploitasi tanah leluhurnya.
Meskipun awal tahun 90-an sekolah Muhamaddiyah itu akhirnya ditutup karena sama sekali sudah tidak bisa membiayai diri sendiri tapi semangat, integritas, keluruhan budi, dan ketekunan yang diajarkan Pak Harfan dan Bu Muslimah tetap hidup dalam hati para laskar pelangi. Akhirnya kedua guru itu bisa berbangga karena diantara sebelas orang anggota laskar pelangi sekarang ada yang menjadi wakil rakyat, ada yang menjadi research and development manager di salah satu perusahaan multi nasional paling penting di negeri ini, ada yang mendapatkan bea siswa international kemudian melakukan research di University de Paris, Sorbonne dan lulus S2 dengan predikat with distinction dari sebuah universitas terkemuka di Inggris. Semua itu, buah dari pendidikan akhlak dan kecintaan intelektual yang ditanamkan oleh Bu Mus dan Pak Harfan. Kedua orang hebat yang mungkin bahkan belum pernah keluar dari pulau mereka sendiri di ujung paling Selatan Sumatera sana.
Merah Putih
Berkisah tentang perjuangan melawan tentara Belanda pada tahun 1947. Amir (Lukman Sardi), Tomas (Donny Alamsyah), Dayan (Teuku Rifnu),Soerono - Zumi Zola, dan Marius (Darius Sinathrya) adalah lima kadet yang mengikuti latihan militer di sebuah Barak Bantir di Semarang Jawa Tengah. Masing-masing mempunyai latar belakang, suku, dan agama yang berbeda. Suatu ketika, kamp tempat mereka berlatih diserang tentara Belanda. Seluruh kadet kecuali Amir, Tomas, Dayan dan Marius terbunuh. Mereka yang berhasil lolos, bergabung dalam pasukan gerilya di pedalaman Jawa. Disana,mereka menemui strategi untuk mengalahkan banyak pasukan Belanda.
Meraih Mimpi
Dana (Gita Gutawa) adalah seorang gadis cilik yang tinggal di sebuah desa kecil di Batam. Dia tinggal bersama adik kecilnya, Rai (Patton Latupeirissa), ayahnya Somad (Uli Herdinansyah), dan neneknya yang biasa disebut "Oma" (Jajang C. Noer).
Desa tempat Dana tinggal tersebut dikuasai oleh Pairot (Surya Saputra), seorang pengusaha dan tuan tanah kejam tak berperasaan yang sering tampil menggunakan busana dan wig dengan dandanan ala Elvis Presley. Pairot membebani semua warga desa tersebut dengan pajak tanah yang keterlaluan dan kelewatan tinggi. Dia mengaku bahwa seluruh tanah desa tersebut adalah miliknya, setelah dia mengatakan pada warga desa bahwa dia memiliki surat warisan yang ditulis oleh Raja Ramelan, penguasa desa tersebut dulunya, yang mewariskan tanah desa tersebut pada Pairot. Peduduk desa tidak menyadari bahwa Pairot sedang merencanakan rencana jahat untuk mengusir warga desa dan menghancurkan desa tersebut untuk membangun sebuah kota perhotelan dan kasino ala Las Vegas di atasnya.
Setelah mengetahui rencana jahat Pairot, Dana dengan bantuan adiknya terjun ke dalam sebuah perjuangan untuk menyelamatkan desa yang dicintainya. Dengan petunjuk dari Kakek Wiwien (Jose Rizal Manua) seorang lelaki penduduk desa yang tua tapi gila, Dana juga berusaha untuk menemukan surat warisan Raja Ramelan yang asli. Usahanya tersebut membawa Dana dan adiknya ke dalam sebuah petualangan yang sangat mendebarkan layaknya film pemburu harta karun.
Seiring jalan cerita, sebagai seorang perempuan, Dana banyak mengalami kesulitan dan juga kesedihan dalam segala macam hal. Salah satunya adalah bahwa Dana dipaksa oleh ayahnya untuk mengikuti tradisi patriarkis di kampungnya untuk dijodohkan dan dinikahkan, dimana ayahnya ingin menikahkannya dengan si bodoh Ben (Indra Bekti), anak lelaki Pairot. Namun dalam perjuangannya, Dana dan Rai juga dibantu oleh banyak teman yang unik, seperti serombongan binatang hutan lucu yang dapat saling berbicara satu sama lain, di antaranya burung kakatua bernama Kakatu (Cut Mini), gagak bernama Minah (Shanty), Kadal (Ria Irawan), sampai beruang bernama Tante Bear (Tike Priatnakusumah)
Perjalanan Dana juga menjadi sangat unik, ketika ia sadar bahwa satu-satunya jalan untuk dapat berjuang melawan ketidakadilan pada dirinya adalah hanya dengan memenangkan kompetisi beasiswa untuk melanjutkan sekolahnya di kota besar. Ditemani dengan binatang-binatang hutan dan Rai, Dana tidak hanya berhasil mendapatkan beasiswa, tetapi mereka juga menemukan rahasia tuan tanah akan identitasnya yang sebenarnya.
Di penghujung cerita, film Meraih Mimpi adalah sebuah kisah perjuangan hidup seorang anak perempuan dan keluarganya yang mencintai binatang dan lingkungan, dan tak pernah berhenti bermimpi dan berjuang
Sang Pemimpi
Sang Pemimpi merupakan kelanjutan dari Laskar Pelangi. Film ini menceritakan mengenai Ikal dan saudara sepupunya, Arai, serta sahabatnya, Jimbron, pada usia remaja, dan mengisahkan mengenai anak remaja yang mencari identitas diri dan seksualitas pada usia 17 tahun.
Ikal masih merindukan cinta pertamanya yang telah pergi dari Belitung, menyisakan hanya kenangan dan sebuah kotak kaleng yang bergambarkan menara Eiffel. Arai, seorang playboy bergaya Melayu, jatuh cinta kepada teman sekelasnya Zakiah Nurmala yang tampaknya bertepuk sebelah tangan. Sementar itu, Jimbron berangan-angan untuk menyelamatkan Laksmi, seorang gadis muda yang bekerja di sebuah pabrik cincau. Bersama-sama, ketiganya berusaha untuk mengatasi masalah-masalah yang mereka hadapi
Darah Garuda
Film ini adalah sebuah cerita mengenai sekelompok kadet heroik yang bergerilya di pulau Jawa pada tahun 1947.
Terpecah oleh rahasia-rahasia mereka di masa lalu, dan konflik yang tajam dalam hal kepribadian, kelas sosial dan agama, keempat lelaki muda bersatu untuk melancarkan sebuah serangan nekat terhadap kamp tawanan milik Belanda, demi menyelamatkan para perempuan yang mereka cintai.
Para kadet ini terhubung dengan kantor pusat Jendral Sudirman dimana mereka diberi sebuah tugas sangat rahasia di belakang garis musuh di Jawa Barat: sebuah serangan gaya komando pada lapangan udara vital yang dapat membalikkan perlawanan para pemberontak melawan kezaliman yang telah dilakukan Jendral Van Mook pada Agustus 1947. Menembus dalam ke hutan, mereka bertemu dengan kelompok lain dari separatis Islam, juga sekutu baru maupun yang potensial berkhianat: mata-mata kolonial dengan pangkatnya sendiri dan sekutu orang-orang sipil dari jalanan; dan musuh lama yang bertanggung jawab atas intelijen Belanda.
Terkepung, baik oleh musuh dari luar maupun dari dalam, para pahlawan harus bersatu dan saling percaya karena mereka berjuang demi mengejar satu tujuan: Kemerdekaan
Marisa cs dan Dino cs satu sekolah dan satu kelas. Di antara mereka seringkali terjadi pertengkaran yang cuma disebabkan persoalan kecil. Kawan-kawan Dino kesal dengan sifat Dino yang selalu mengalah, begitu juga teman-teman Marisa yang suka menasehati Marisa, tapi Marisa tidak memperdulikannya, Marisa tetap jutek pada Dino.
Liburan sekolah tiba, Marisa dan Ella temannya diajak Ayah dan Ibu Marisa ke desa Megar. Ditengah perjalanan mereka dihadang oleh segerombolan kayak merah lalu ayah ibu Marisa dibawa, sementara Marisa dan Ella melarikan diri. Terjadi Kejar-kejaran antara Marisa, Ella dan dua orang gerombolan yang menegangkan. Ella tertangkap namun Marisa lolos.
Dino kaget sekali melihat ayahnya pulang ke rumah menggendong Marisa yang pingsan. Dino membantu Marisa untuk membebaskan Ayah, Ibu dan Ella dari sekapan penjahat
Bersama Sri hari itu, Udjo, putra seorang ningrat yang mendaftarkan diri karena diperdaya Wiwid (Shanty) gadis pujaan hatinya. Selain itu, ada Ahok (Odie Project Pop) dan Tumino (Gugum Project Pop), pemuda desa dari wilayah sekitar Panjen. Mereka kemudian bergabung dengan Toar (Yosi Project Pop) pemuda rabun yang sudah lebih dulu menjadi gerilyawan, Kopral Jono (Dwi Sasono) yang sering diturunkan pangkatnya, dan Letnan Bowo (Teuku Rifnu Wikana) tangan kanan Kapten Hadi Sugito.
Sebelum Sri dan teman-temannya mendapat bekal bertempur yang memadai, pasukan KNIL di bawah pimpinan Letnan Kuyt sudah menyerang basis mereka, desa Panjen. Letnan Kuyt menculik Wiwid dan adiknya, Yayuk (Masayu Anastasia) hingga menimbulkan kemarahan Kopral Jono dan anggota baru gerilyawan Panjen.
Di bawah pimpinan Kopral Jono, laskar yang minim pengalaman itu nekad kabur dari markas untuk membebaskan teman-teman mereka. Dengan hanya mengandalkan keterangan dari Once (Oon Project Pop) tentara KNIL yang mereka tawan, dan laskar mbalelo itu menyerbu markas Letnan Kuyt. Akibatnya, mereka malah terdesak lalu ikut ditawan. Untunglah Letnan Bowo dengan pasukan Panjen lainnya menyusul dan membebaskan mereka.
Ulah Kopral Jono dan anak buahnya itu membuat Kapten Hadi murka. Mereka dipecat dengan tidak terhormat. Hal ini membuat mereka tidak diikutsertakan dalam serangan besar ke Yogya tanggal 1 Maret 1949 yang dipimpin Letkol Soeharto. Tapi, semangat bertempur Kopral Jono dan para laskar terbuang itu tidak surut. Diam-diam mereka bergerak sendiri mencegat pasukan bantuan Belanda dalam suatu misi nekad, mereka dikenal sebagai pasukan elite oleh pasukan Siliwangi, dan turut mencatatkan sejarah sebagai pahlawan ugal-ugalan yang terlupakan
Obama Anak Menteng
Barack Obama atau yang bernama kecil Barry, sudah berada di Jakarta selama tiga tahun di Menteng Dalam. Kemudian ia pindah kerumah ayah barunya, Lolo Soetoro, setelah ibunya Ann Dunham yang sedang hamil dari Lolo, bercerai dengan ayah kandung Barry, Barack Obama, Sr. yang merupakan orang Kenya. Berada di Menteng, membuat Barry merasakan pergaulan Indonesia sebenar-benarnya. Ia berteman dengan kedua tetangganya Slamet dan Yuniardi yang berbeda strata sosial dengan Barry. Oleh Ibunya, setiap mulai subuh Barry mengulang pelajaran tentang Amerika Serikat yang tidak diajarkan disekolah barunya, SD Negeri Menteng 01, semua itu terjadi pada umurnya yang kesembilan. Barry juga bersahabat dengan seorang banci yang menjadi sopir sepeda Barry selama pergi ke sekolah, ia bernama Turdi. Barry kerap berteman dengan siapa saja dan sempat berselisih dengan geng Carut yang sangat kasar dengan Barry dan teman-temannya. Akibat perkelahian dengannya, Barry terkena benjol. Banyak warna juga yang terlihat seperti Turdi yang homoseksual dan sering berselisih dengan pacarnya, ketertarikan Barry kepada seorang siswi bernama Rebecca, dan permainan Indonesia yang diajari Slamet dan Yuniardi kepadanya. Juga terjadi dimana Slamet mematahkan tanpa sengaja hiasan Patung Liberty yang dimiliki Barry. Barry memutuskan Slamet untuk tetap menyimpannya.
Ann mulai tidak suka dengan Menteng yang ia nilai kurang bersahabat bagi Barry. Namun Lolo selaku ayah yang bijak, mengajarkan Barry ilmu bela diri agar bisa menang melawan Carut. Lalu Carut dan gengnya kalah. Mereka yang pertamanya tidak adil, malah ingin bertanding adil dengan menyelenggarakan pertandingan sepak bola. Saat selesai latihan bersama Slamet, Yuni, dan teman satu lagi, Agus, melewati kawat berduri dan Barry terkena luka. Semakin giatlah Ann untuk mengajak Barry lagi ke Honolulu. Ann di Menteng melahirkan bayi, adik tiri Barry, Maya Soetoro-Ng.
Sebuah pertandingan sepak bola akhirnya memenangkan Barry sebagai pemenangnya. Ia memutuskan bermaafan dengan Carut, dan Carut setuju. Barry kembali ke rumah dan mendengar berita tentang dirinya yang harus pindah, kendati tidak setuju, Lolo bisa memahami, begitupun Barry akhirnya. Untuk merayakan kemenangan, Turdi membantu Barry menyelenggarakan pesta. Disaat pesta, anak-anak itu termasuk Rebecca, berbicara tentang cita-cita dan Yuni mengatakan bahwa 'Barry saja yang jadi presiden'. Sebuah bintang jatuh terlihat saat itu tanpa mereka sadari. Sebenarnya malam itu adalah malam terakhir dimana Barry tetap disana, tapi Barry tidak tega untuk memberitahukannya. Sementara Turdi disuruh Barry untuk tidak menceritakannya.
Saat Barry harus pergi ke bandara, Barry mencari Slamet dan Yuni, tapi hanya menemukan Yuni saja karena Slamet masih disekolah. Yuni akhirnya berpamitan dengan Barry. Ditengah jalan saat mobil Barry berlalu, Barry melihat Slamet, dan menyampaikan selamat tinggal, Slamet melihatnya dan tersenyum. Dari saat itu, sepertinya Turdi memberitahukan kepulangan Barry kepada Slamet dan Yuni. Tetapi Slamet tidak tahu dan bertekad membetulkan miniatur Patung Liberty. Itulah yang Slamet genggam saat melihat mobil Barry yang lewat.
Di antara potret sosial tentang kehidupan di pengungsian itu, Merry menduga ibunya sakit keras karena terbatuk-batuk. Dokter puskesmas kenalan Tatiana dan Merry, Dr. Joseph (Ari Sihasale) diminta Merry untuk memeriksa Tatiana. Tatianapun diperiksa oleh Dr. Joseph, dan dibantu oleh Abu Bakar. Tatiana diceritakan oleh Abu Bakar mengenai berita yang disampaikan Lukman tentang Mauro beberapa hari yang lalu yang membuat Merry gembira karena menduga Mauro akan ke tempatnya. Ternyata Mauro yang berada disana tidak menyukai ibunya yang tidak pernah menengoknya, padahal itu semua adalah salah kaprah karena waktu tiba Mauro dan Tatiana selalu tidak sama. Maka, Mauro hanya meminta Merrylah yang bertemu dengannya. Hal yang diceritakan di puskesmas itu didengar oleh Merry yang ingin menjenguk ibunya, Merrypun bertekad pergi ke perbatasan sendirian dengan uang tabungannya. Cik Irene berbaik hati memberikan bekal untuk Merry. Merrypun pergi sendiri dengan menggunakan bus hingga sampai ke terminal terdekat dengan perbatasan (yang juga masih sangat jauh dari perbatasan). Bertanya kepada seorang sopir, ia mengetahui jalan ke perbatasan dan nekat berjalan kaki. Abu Bakar dan Tatiana yang baru saja pulang, mengetahui Merry sudah tidak ada. Tatianapun menduga Merry mendengar pembicaraannya dengan Abu Bakar. Abu Bakarpun segera menyuruh Carlo untuk mencari Merry. Carlo sampai ke terminal terakhir dan mendapat info dari sopir yang ditanyai Merry. Carlo juga berjalan kaki, tapi ia beruntung menemukan mobil pengangkut. Iapun ikut dan berhasil menemukan Merry dijalan. Segera setelah ditinggal oleh mobil pengangkut, Merry pingsan. Merrypun dibawa ke puskesmas terdekat dan cukup sehat untuk melanjutkan perjalanan.
Perjalanan yang mereka lalui tidak mudah karena sedikitnya kendaraan yang lewat. Usaha yang ulet membuat mereka sampai di perbatasan. Mereka bertemu Lukman, Merry menunjukkan foto keluarganya dan hubungan darahnya denga Mauro dan Tatiana. Lukman mengatakan bahwa Mauro sudah sampai di perbatasan. Merry dan Carlo pergi ke perbatasan dimana keluarga yang berpisah saling bertemu. Disana, lewat lagu Kasih Ibu, Merry bertemu dengan Mauro. Saat mereka tengah berangkulan, Merry meluruskan kesalahpahaman Mauro. Tepat saat itu, Tatiana dan Abu Bakar datang. Tatiana segera pergi ke Mauro dan Merry, dan berpelukan.
Namun, ternyata Angel sangat cerdas, lebih cerdas dari anak seusianya. Dan karena dilahirkan oleh pasangan pianis, secara alami ia menguasai bakat yang sama. Karena kecerdasannya inilah Angel disekolahkan di sekolah umum, di mana ia akhirnya belajar memahami bahwa tak semua orang nyaman dengan perbedaan.
Maya, gadis cantik yang merasa terancam dengan hadirnya Angel yang cantik, pintar, dan berbakat. Angel tak pernah lepas dari “serangan” Maya yang bertubi. Di situ pulalah ada Hendra, cowok baik hati yang kemudian menjadi sahabat Angel, dan Martin cowok incaran Maya yang diam-diam lebih memperhatikan Angel.
Pada saat yang sama, ayah Angel mengalami masalah jantung. Pendapatan tak seberapa dari toko roti keluarga yang ia kelola, menghambat pengobatannya, sehingga Angel berusaha menambah penghasilan keluarga dengan menjadi pianis sebuah cafe. Di cafe inilah, ia merajut cinta dengan Ferly, pegawai cafe tersebut. Cinta mereka tentu saja tak biasa, karena bernuansa perbedaan yang tidak biasa.
Tantangan demi tantangan, hambatan demi hambatan harus dihadapi Angel. Sebagai manusia ia hampir menyerah, namun Tuhan selalu punya cara mengembalikan kekuatannya. Hingga pada akhirnya Tuhan akan memberikan jawaban terindah atas pertanyaan Angel yang pernah ia sampaikan ke Sang Ayah “Ayah, mengapa aku berbeda?”
Anisa seorang gadis setempat mempertanyakan kepastian hubungannya dengan Badai. Badai ragu untuk membuat keputusan karena dia bisa dipindah tugaskan kapan-pun, kemana-pun.
Dika, anak nelayan teman Badai ditemukan mati. Kesalahpahaman Joko dan Badai tentang kematian Nugi, adik Joko, mempengaruhi kerjasama mereka dalam menemukan siapa pembunuh Dika dan mayat-mayat lainnya yang belakangan bermunculan terapung di laut. Badai dan Joko dijebak ke pulau terpencil sementara para pembunuh merencanakan pembajakan sebuah kapal tanker di laut perbatasan, memanfaatkan kelemahan konflik di antara mereka dan kondisi kapal KRI yang sudah tua.
Bayu (Emir Mahira), yang sekarang sudah menjadi anggota sepakbola timnas U-15, ingin membuktikan dirinya mampu membawa timnya menjuarai kompetisi junior tingkat ASEAN di Jakarta. Dengan dukungan sahabatnya, Heri (Aldo Tansani), berikut teman sekelas yang memikat hatinya, Anya (Monica Sayangbati), dan pelatih timnas dengan teknik unik, Pak Wisnu (Rio Dewanto), Bayu memimpin teman-temannya berjuang amat keras untuk mencapai final. Namun kehadiran seorang pemain baru bernama Yusuf malah mengacaukan konsentrasi Bayu. Apalagi Yusuf menjadi the rising star di tim tersebut, dan makin akrab berteman dengan Heri. Ditambah dengan situasi tim yang makin porak poranda, Bayu jadi pesimis dan memilih kabur. Final kompetisi tinggal selangkah lagi di depan mata
Semula Pemerintah ingin mengurus Domba Berang yang punya banyak penggemar setia. Bahkan Lubis ingin menggabungkan kedua kesebelasan tersebut dalam rangka memuluskan jalannya untuk menjadi Gubernur. Kanya bertekad untuk memimpin kesebelasannya sesuai amanat mendiang ayahnya. Menjadi wanita pemimpin dalam olah raga yang didominasi kaum pria ini sungguh tidak mudah
Langit Biru
Biru, Amanda, dan Tomtim tiga sahabat dari kecil yang sama-sama duduk di kelas 1 SMP dan tinggal berdekatan dalam satu kompleks perumahan.
Biru, anak tunggal dari Daniel, yang berprofesi sebagai pilot. Biru adalah anak yang mandiri, aktif, cantik, agak tomboy, pintar, namun agak emosional. Sang mama meninggal ketika Biru berusia 7 tahun. Jadwal terbang yang padat menyebabkan hubungan dan komunikasi antara Daniel dan Biru menjadi tidak mulus, ditambah lagi Daniel agak clueless mengenai cara menghadapi anaknya yang beranjak remaja. Amanda, adalah anak pertama dari pasangan Henry dan Julie, dengan seorang adik bernama Brandon. Keluarga ini harmonis dan bahagia dengan keunikannya masing-masing.
Julie, sang mama, sangat involve dengan kehidupan kedua anaknya, sehingga kadang-kadang bisa terkesan cerewet namun lucu. Amanda adalah anak yang cantik, manis, lembut tapi juga aktif. Adiknya Brandon sangat jago nge-dance meskipun masih kecil. Rumah mereka adalah tempat berkumpulnya anak-anak untuk belajar dan bermain bersama karena suasana yang selalu hangat dan hidup ada di rumah ini. Tomtim, yang badannya paling besar di antara mereka bertiga karena secara usia sebenarnya Tomtim lebih tua (pernah tinggal kelas) adalah anak tunggal dari Mama Rita yang memiliki keterbatasan atau learning difficulties. Keadaan Tomtim yang istimewa ini membuatnya seringkali menjadi target sasaran beberapa anak nakal di sekolah. Bruno, adalah salah satu anak yang suka nge-bully Tomtim di sekolah bersama dengan ganknya yaitu Jason, Samuel, dan Erlangga.
Konflik memuncak karena kekesalan Biru cs atas prilaku bully Bruno cs yang tidak pernah tertangkap basah oleh guru. Akhirnya mereka merancang sebuah misi khusus untuk mengungkap kenakalan Bruno cs. Tetapi ternyata fakta yang mereka kumpulkan mengarahkan mereka kepada suatu kenyataan yang lain.
Si Mbok (Inggrid Widjanarko), neneknya Rara - yang sakit-sakitan dan ayahnya, Raga (Raffi Ahmad) yang berjualan ikan hias dan tukang sol sepatu, tidak cukup punya uang untuk membuat atau membeli bahkan hanya selembar daun jendela dan kusennya saja. Rara juga punya Bude, yaitu Bude Asih.(Yuni Shara)
Bersama teman-temannya sesama anak pemulung, sebelum ngamen atau ngojek payung jika hari sedang hujan, Rara sekolah di tempat sederhana khusus untuk anak jalanan. Bu Alya (Varissa Camelia) satu-satunya pengajar sukarelawan disitu yang membimbing dan membina anak-anak pemulung tersebut.
Di tempat lain, di perumahan mewah kota Jakarta – adalah Aldo (Emir Mahira) anak lelaki berusia 11 tahun yang sedikit terbelakang, merindukan seorang teman di tengah keluarganya yang sibuk dengan urusannya masing-masing. Ia anak bungsu dari pengusaha sukses, Pak Syahri (Aswin Fabanyo) dan Nyonya Ratna (Alicia Djohar). Kehadiran Nek Aisyah (Aty Cancer Zein) – Ibu Pak Syahri menjadi penghiburan untuk Aldo. Nek Aisyah sangat menyayanginya.
Suatu hari, Aldo berkenalan dengan Rara yang saat itu tengah mengojek payung dan terserempet mobil Aldo. Sejak itu mereka menjadi akrab. Perkampungan kumuh tempat Rara tinggal terjadi kebakaran, sementara di rumah Aldo semua panik karena karena Aldo minggat dari rumah, kecewa dengan sikap kakaknya yang terang-terangan mengatakan merasa malu memiliki adik seperti dirinya.
Apa yang terjadi dengan hidup Rara selanjutnya ? Bagaimana persahabatannya dengan Aldo? Apakah Rara dapat mewujudkan mimpi memiliki jendela di rumahnya? Bagaimana juga dengan nasib Simbok dan Bude Asih?
Berbagai peristiwa yang mengejutkan dan menyentuh bergulir bersama kisah persahabatan Rara dan Aldo.
Produksi : Smaradhana Pro & Sanggar Ananda Executive Producer : Intan Ophelia, Aditya Gumay & Michael Short Producer : Adenin Adlan & Seto Mulyadi Dikembangkan dari : Cerpen "Jendela Rara" karya Asma Nadia Skenario : Adenin Adlan & Aditya Gumay Sutradara : Aditya Gumay
Film ini menceritakan tentang Gita Sesa Wanda Cantika atau yang dikenal dengan nama panggilan Keke, seorang gadis remaja berusia 13 tahun yang cukup beruntung, karena lahir dari keluarga yang sangat berada, memiliki dua orang kakak laki-laki yang bernama Chika dan Kiki, orang tua yang sangat menyayanginya walau sudah bercerai, dan juga Pak Yus, ajudan sang Ayah. Selain itu Keke juga di kelilingi 6 sahabat karib yang selalu setia menemaninya dan hidupnya pun semakin lengkap dengan kehadiran seorang kekasih yang juga begitu menyayanginya yaitu Andy.
Semuanya tampak begitu sempurna. Pada tahun 2003 kanker menghinggapinya, Keke adalah pengidap Rhabdomyosarcoma (Kanker Jaringan Lunak) pertama di Indonesia. Gadis cantik itu pun berubah menjadi "monster" hingga terpaksa harus menjalani serangkaian kemotrapi dan radiasi hampir setahun lamanya, akibatnya, semua,rambut Keke sedikit demi sedikit mulai rontok, kulitnya mengering, dan sering mual-mual. Ketekunan Keke dan keluarganya membuahkan hasil. Keke dinyatakan sembuh dan bisa kembali menjalani aktifitas seperti sedia kala.
Tak dinyana, setahun kemudian, pada 2004, kanker itu kembali, lebih parah dan mematikan. Meskipun sudah ditolak di rumah sakit mana-mana, ayah Keke tidak pernah sekalipun menyerah untuk menyembuhkan anaknya, terbukti bahwa ia sanggup ke pedalaman bahkan keluar negeri hanya untuk menyembuhkan Keke. Meskipun ratusan dokter memprediksi bahwa hidup Keke tidak akan lebih dari 3 bulan, Keke berhasil bertahan untuk lebih dari setahun. Meskipun pada akhirnya, Keke harus menerima kenyataan bahwa ia memang tidak dapat disembuhkan karena kanker itu sudah terlalu menyebar
Wahyu (16 tahun) memiliki kemampuan luar biasa dalam bermain sepakbola. Ia tinggal di Desa Langitan di lereng gunung Bromo bersama ayahnya seorang penjual minuman hangat di kawasan wisata gunung api itu, dan ibunya.
Demi membahagiakan orang tuanya, Wahyu memanfaatkan keahliannya dalam bermain bola dengan menjadi pemain sewaan dan bermain bola dari satu tim desa ke tim desa lain dengan bantuan Hasan, pamannya. Sayangnya Pak Darto, ayah Wahyu sangat tidak menyukai apa yang dilakukan anaknya.
Suatu hari saat Wahyu bermain bola dengan rekan-rekannya, keahlian istimewanya tak sengaja dilihat oleh Coach Timo yang tengah hiking bersama Matias di lereng Bromo. Pelatih Timo kemudian menawari Wahyu untuk datang ke Malang dan menjalani tes bersama Persema Malang.
Sayangnya, berbagai ujian dalam meraih kesempatan emas bermain bersama Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan di Persema mendapat banyak halangan. Selain harus memilih antara cintanya kepada Indah dan impiannya untuk bermain bola di jenjang yang lebih tinggi, Wahyu juga harus mampu meyakinkan Pak Darto. Belum lagi ternyata Hasan memiliki kepentingannya sendiri terhadap Wahyu.
Selain berbagai rintangan yang harus ia hadapi, layaknya seorang pemain bola sebelum mencetak gol, Wahyu juga harus menghadapi tantangan terakhir dari dirinya sendiri. Sebuah penyakit yang biasa menyerang anak-anak usia enam belas tahun seperti Wahyu
Melodi
Ruli dan Mili adalah kakak beradik yang tinggal di kawasan pinggir kota bersama ayahnya yang menjadi orang tua tunggal. Mereka menjalani kehidupan dengan penuh keceriaan.. Ruli yang pandai bernyanyi bekerja sebagai pelayan sebuah warung kopi. Mili yang hobi menggambar selalu mengintil ke mana pun abangnya pergi. Mereka juga tengah bahu-membahu menabung demi mewujudkan impian keluarga, yaitu mempunyai sebuah sepeda motor bekas untuk ayahnya bekerja sebagai pengojek. Setidaknya bila memiliki motor sendiri, maka hasil ngojek ayahnya tidak lagi mesti disetorkan ke Bandar Ojek dan hidup mereka pasti menjadi sedikit lebih baik.
Saat impian indah tersebut sudah di depan pelupuk mata, tak disangka ayah Ruli mengalami sebuah musibah yang mengakibatkan uang tabungan mereka terkuras habis dan bahkan masih memikul hutang yang amat besar.
Apa pun yang terjadi sebagai bocah yang ulet dan tabah, Ruli pantang menyerah. Di tengah upaya membantu ayahnya mencari biaya tambahan, ia bertemu Chika, anak perempuan Bu Wita yang menjadi bagian musibah. Tak disangka pertemuan mereka berkembang menjadi persahabatan sejati dan keterikatan bathin yang dalam hingga mereka menjadi bertrio bersama Mili.
Malangnya persahabatan mereka malah menuai kemurkaan Bu Wita, ibu Chika yang menyama-ratakan dengan menganggap semua anak miskin itu jahat. Namun Chika tetap menjalani persahabatan yg manis itu secara diam-diam. Hingga suatu hari, sebuah peristiwa “besar” hinggap pada mereka yang membuat kehidupan mereka justeru akan bertabur bintang
Kisah perjuangan dan perjalanan panjang seorang anak bernama Guntur dalam meraih cita-citanya menjadi seorang juara bulu tangkis sejati, seperti idola Guntur dan ayahnya, Liem Swie King.
Ayah Guntur adalah seorang komentator pertandingan bulu tangkis antar kampung yang juga bekerja sebagai pengumpul bulu angsa, bahan untuk pembuatan shuttlecock. Dia sangat mencintai bulu tangkis dan dia menularkan semangat dan kecintaannya itu pada Guntur, walaupun dia sendiri tidak bisa menjadi seorang juara bulu tangkis
Mendengar cerita ayahnya tentang ”KING” sang idola, Guntur bertekad untuk dapat menjadi juara dunia. Dengan segala keterbatasan dan kendala yang ada dihadapannya, sebagai sahabat setianya Raden pun selalu berusaha membantu Guntur, walaupun kadang bantuan Raden tersebut justru seringkali menyusahkannya. Namun dengan semangat yang tinggi tanpa mengenal lelah, dan pengorbanan berat yang harus dilakukan, Guntur tak henti-hentinya berjuang untuk mendapatkan beasiswa bulu tangkis dan meraih cita-citanya menjadi juara dunia bulu tangkis kebanggaan INDONESIA dan kebanggaan keluarga.
Garuda di Dadaku
Bayu, yang masih duduk di kelas 6 Sekolah Dasar, memiliki satu mimpi dalam hidupnya: menjadi pemain sepak bola hebat. Setiap hari dengan penuh semangat, ia menggiring bola menyusuri gang-gang di sekitar rumahnya sambil mendribble bola untuk sampai ke lapangan bulu tangkis dan berlatih sendiri di sana. Heri, sahabat Bayu penggila bola, sangat yakin akan kemampuan dan bakat Bayu.
Dialah motivator dan “pelatih” cerdas yang meyakinkan Bayu agar mau ikut seleksi untuk masuk Tim Nasional U-13 yang nantinya akan mewakili Indonesia berlaga di arena internasional. Namun Pak Usman, kakek Bayu, sangat menentang impian Bayu karena baginya menjadi pemain sepak bola identik dengan hidup miskin dan tidak punya masa depan.
Dibantu teman baru bernama Zahra yang misterius, Bayu dan Heri harus mencari-cari berbagai alasan agar Bayu dapat terus berlatih sepak bola. Tetapi hambatan demi hambatan terus menghadang mimpi Bayu, dan bahkan persahabatan tiga anak itu terancam putus.
Laskar Pelangi
Laskar Pelangi” menceritakan kisah masa kecil anak-anak kampung dari suatu komunitas Melayu yang sangat miskin Belitung. Anak orang-orang ‘kecil’ ini mencoba memperbaiki masa depan dengan menempuh pendidikan dasar dan menengah di sebuah lembaga pendidikan yang puritan. Bersebelahan dengan sebuah lembaga pendidikan yang dikelola dan difasilitasi begitu modern pada masanya, SD Muhammadiyah-sekolah penulis ini, tampak begitu papa dibandingkan dengan sekolah-sekolah PN Timah (Perusahaan Negara Timah). Mereka, para native Belitung ini tersudut dalam ironi yang sangat besar karena kemiskinannya justru berada di tengah-tengah gemah ripah kekayaan PN Timah yang mengeksploitasi tanah ulayat mereka.
Kesulitan terus menerus membayangi sekolah kampung itu. Sekolah yang dibangun atas jiwa ikhlas dan kepeloporan dua orang guru, seorang kepala sekolah yang sudah tua, Bapak Harfan Efendy Noor dan ibu guru muda, Ibu Muslimah Hafsari, yang juga sangat miskin, berusaha mempertahankan semangat besar pendidikan dengan terseok-seok. Sekolah yang nyaris dibubarkan oleh pengawas sekolah Depdikbud Sumsel karena kekurangan murid itu, terselamatkan berkat seorang anak idiot yang sepanjang masa bersekolah tak pernah mendapatkan rapor. Sekolah yang dihidupi lewat uluran tangan para donatur di komunitas marjinal itu begitu miskin: gedung sekolah bobrok, ruang kelas beralas tanah, beratap bolong-bolong, berbangku seadanya, jika malam dipakai untuk menyimpan ternak, bahkan kapur tulis sekalipun terasa mahal bagi sekolah yang hanya mampu menggaji guru dan kepala sekolahnya dengan sekian kilo beras-sehingga para guru itu terpaksa menafkahi keluarganya dengan cara lain. Sang kepala sekolah mencangkul sebidang kebun dan sang ibu guru menerima jahitan.
Kendati demikian, keajaiban seakan terjadi setiap hari di sekolah yang dari jauh tampak seperti bangunan yang akan roboh. Semuanya terjadi karena sejak hari pertama kelas satu sang kepala sekolah dan sang ibu guru muda yang hanya berijazah SKP (Sekolah Kepandaian Putri) telah berhasil mengambil hati sebelas anak-anak kecil miskin itu.
Dari waktu ke waktu mereka berdua bahu membahu membesarkan hati kesebelas anak-anak marjinal tadi agar percaya diri, berani berkompetisi, agar menghargai dan menempatkan pendidikan sebagai hal yang sangat penting dalam hidup ini. Mereka mengajari kesebelas muridnya agar tegar, tekun, tak mudah menyerah, dan gagah berani menghadapi kesulitan sebesar apapun. Kedua guru itu juga merupakan guru yang ulung sehingga menghasilkan seorang murid yang sangat pintar dan mereka mampu mengasah bakat beberapa murid lainnya. Pak Harfan dan Bu Mus juga mengajarkan cinta sesama dan mereka amat menyayangi kesebelas muridnya. Kedua guru miskin itu memberi julukan kesebelas murid itu sebagai para Laskar Pelangi.
Keajaiban terjadi ketika sekolah Muhamaddiyah, dipimpin oleh salah satu laskar pelangi mampu menjuarai karnaval mengalahkan sekolah PN dan keajaiban mencapai puncaknya ketika tiga orang anak anggota laskar pelangi (Ikal, Lintang, dan Sahara) berhasil menjuarai lomba cerdas tangkas mengalahkan sekolah-sekolah PN dan sekolah-sekolah negeri. Suatu prestasi yang puluhan tahun selalu digondol sekolah-sekolah PN.
Tak ayal, kejadian yang paling menyedihkan melanda sekolah Muhamaddiyah ketika Lintang, siswa paling jenius anggota laskar pelangi itu harus berhenti sekolah padahal cuma tinggal satu triwulan menyelesaikan SMP. Ia harus berhenti karena ia anak laki-laki tertua yang harus menghidupi keluarga sebab ketika itu ayahnya meninggal dunia. Native Belitong kembali dilanda ironi yang besar karena seorang anak jenius harus keluar sekolah karena alasan biaya dan nafkah keluarga justru disekelilingnya PN Timah menjadi semakin kaya raya dengan mengekploitasi tanah leluhurnya.
Meskipun awal tahun 90-an sekolah Muhamaddiyah itu akhirnya ditutup karena sama sekali sudah tidak bisa membiayai diri sendiri tapi semangat, integritas, keluruhan budi, dan ketekunan yang diajarkan Pak Harfan dan Bu Muslimah tetap hidup dalam hati para laskar pelangi. Akhirnya kedua guru itu bisa berbangga karena diantara sebelas orang anggota laskar pelangi sekarang ada yang menjadi wakil rakyat, ada yang menjadi research and development manager di salah satu perusahaan multi nasional paling penting di negeri ini, ada yang mendapatkan bea siswa international kemudian melakukan research di University de Paris, Sorbonne dan lulus S2 dengan predikat with distinction dari sebuah universitas terkemuka di Inggris. Semua itu, buah dari pendidikan akhlak dan kecintaan intelektual yang ditanamkan oleh Bu Mus dan Pak Harfan. Kedua orang hebat yang mungkin bahkan belum pernah keluar dari pulau mereka sendiri di ujung paling Selatan Sumatera sana.
Merah Putih
Berkisah tentang perjuangan melawan tentara Belanda pada tahun 1947. Amir (Lukman Sardi), Tomas (Donny Alamsyah), Dayan (Teuku Rifnu),Soerono - Zumi Zola, dan Marius (Darius Sinathrya) adalah lima kadet yang mengikuti latihan militer di sebuah Barak Bantir di Semarang Jawa Tengah. Masing-masing mempunyai latar belakang, suku, dan agama yang berbeda. Suatu ketika, kamp tempat mereka berlatih diserang tentara Belanda. Seluruh kadet kecuali Amir, Tomas, Dayan dan Marius terbunuh. Mereka yang berhasil lolos, bergabung dalam pasukan gerilya di pedalaman Jawa. Disana,mereka menemui strategi untuk mengalahkan banyak pasukan Belanda.
Meraih Mimpi
Dana (Gita Gutawa) adalah seorang gadis cilik yang tinggal di sebuah desa kecil di Batam. Dia tinggal bersama adik kecilnya, Rai (Patton Latupeirissa), ayahnya Somad (Uli Herdinansyah), dan neneknya yang biasa disebut "Oma" (Jajang C. Noer).
Desa tempat Dana tinggal tersebut dikuasai oleh Pairot (Surya Saputra), seorang pengusaha dan tuan tanah kejam tak berperasaan yang sering tampil menggunakan busana dan wig dengan dandanan ala Elvis Presley. Pairot membebani semua warga desa tersebut dengan pajak tanah yang keterlaluan dan kelewatan tinggi. Dia mengaku bahwa seluruh tanah desa tersebut adalah miliknya, setelah dia mengatakan pada warga desa bahwa dia memiliki surat warisan yang ditulis oleh Raja Ramelan, penguasa desa tersebut dulunya, yang mewariskan tanah desa tersebut pada Pairot. Peduduk desa tidak menyadari bahwa Pairot sedang merencanakan rencana jahat untuk mengusir warga desa dan menghancurkan desa tersebut untuk membangun sebuah kota perhotelan dan kasino ala Las Vegas di atasnya.
Setelah mengetahui rencana jahat Pairot, Dana dengan bantuan adiknya terjun ke dalam sebuah perjuangan untuk menyelamatkan desa yang dicintainya. Dengan petunjuk dari Kakek Wiwien (Jose Rizal Manua) seorang lelaki penduduk desa yang tua tapi gila, Dana juga berusaha untuk menemukan surat warisan Raja Ramelan yang asli. Usahanya tersebut membawa Dana dan adiknya ke dalam sebuah petualangan yang sangat mendebarkan layaknya film pemburu harta karun.
Seiring jalan cerita, sebagai seorang perempuan, Dana banyak mengalami kesulitan dan juga kesedihan dalam segala macam hal. Salah satunya adalah bahwa Dana dipaksa oleh ayahnya untuk mengikuti tradisi patriarkis di kampungnya untuk dijodohkan dan dinikahkan, dimana ayahnya ingin menikahkannya dengan si bodoh Ben (Indra Bekti), anak lelaki Pairot. Namun dalam perjuangannya, Dana dan Rai juga dibantu oleh banyak teman yang unik, seperti serombongan binatang hutan lucu yang dapat saling berbicara satu sama lain, di antaranya burung kakatua bernama Kakatu (Cut Mini), gagak bernama Minah (Shanty), Kadal (Ria Irawan), sampai beruang bernama Tante Bear (Tike Priatnakusumah)
Perjalanan Dana juga menjadi sangat unik, ketika ia sadar bahwa satu-satunya jalan untuk dapat berjuang melawan ketidakadilan pada dirinya adalah hanya dengan memenangkan kompetisi beasiswa untuk melanjutkan sekolahnya di kota besar. Ditemani dengan binatang-binatang hutan dan Rai, Dana tidak hanya berhasil mendapatkan beasiswa, tetapi mereka juga menemukan rahasia tuan tanah akan identitasnya yang sebenarnya.
Di penghujung cerita, film Meraih Mimpi adalah sebuah kisah perjuangan hidup seorang anak perempuan dan keluarganya yang mencintai binatang dan lingkungan, dan tak pernah berhenti bermimpi dan berjuang
Sang Pemimpi
Sang Pemimpi merupakan kelanjutan dari Laskar Pelangi. Film ini menceritakan mengenai Ikal dan saudara sepupunya, Arai, serta sahabatnya, Jimbron, pada usia remaja, dan mengisahkan mengenai anak remaja yang mencari identitas diri dan seksualitas pada usia 17 tahun.
Ikal masih merindukan cinta pertamanya yang telah pergi dari Belitung, menyisakan hanya kenangan dan sebuah kotak kaleng yang bergambarkan menara Eiffel. Arai, seorang playboy bergaya Melayu, jatuh cinta kepada teman sekelasnya Zakiah Nurmala yang tampaknya bertepuk sebelah tangan. Sementar itu, Jimbron berangan-angan untuk menyelamatkan Laksmi, seorang gadis muda yang bekerja di sebuah pabrik cincau. Bersama-sama, ketiganya berusaha untuk mengatasi masalah-masalah yang mereka hadapi
Darah Garuda
Film ini adalah sebuah cerita mengenai sekelompok kadet heroik yang bergerilya di pulau Jawa pada tahun 1947.
Terpecah oleh rahasia-rahasia mereka di masa lalu, dan konflik yang tajam dalam hal kepribadian, kelas sosial dan agama, keempat lelaki muda bersatu untuk melancarkan sebuah serangan nekat terhadap kamp tawanan milik Belanda, demi menyelamatkan para perempuan yang mereka cintai.
Para kadet ini terhubung dengan kantor pusat Jendral Sudirman dimana mereka diberi sebuah tugas sangat rahasia di belakang garis musuh di Jawa Barat: sebuah serangan gaya komando pada lapangan udara vital yang dapat membalikkan perlawanan para pemberontak melawan kezaliman yang telah dilakukan Jendral Van Mook pada Agustus 1947. Menembus dalam ke hutan, mereka bertemu dengan kelompok lain dari separatis Islam, juga sekutu baru maupun yang potensial berkhianat: mata-mata kolonial dengan pangkatnya sendiri dan sekutu orang-orang sipil dari jalanan; dan musuh lama yang bertanggung jawab atas intelijen Belanda.
Terkepung, baik oleh musuh dari luar maupun dari dalam, para pahlawan harus bersatu dan saling percaya karena mereka berjuang demi mengejar satu tujuan: Kemerdekaan
Laskar Cilik
Marisa cs dan Dino cs satu sekolah dan satu kelas. Di antara mereka seringkali terjadi pertengkaran yang cuma disebabkan persoalan kecil. Kawan-kawan Dino kesal dengan sifat Dino yang selalu mengalah, begitu juga teman-teman Marisa yang suka menasehati Marisa, tapi Marisa tidak memperdulikannya, Marisa tetap jutek pada Dino.
Liburan sekolah tiba, Marisa dan Ella temannya diajak Ayah dan Ibu Marisa ke desa Megar. Ditengah perjalanan mereka dihadang oleh segerombolan kayak merah lalu ayah ibu Marisa dibawa, sementara Marisa dan Ella melarikan diri. Terjadi Kejar-kejaran antara Marisa, Ella dan dua orang gerombolan yang menegangkan. Ella tertangkap namun Marisa lolos.
Dino kaget sekali melihat ayahnya pulang ke rumah menggendong Marisa yang pingsan. Dino membantu Marisa untuk membebaskan Ayah, Ibu dan Ella dari sekapan penjahat
Laskar Pemimpi
Agresi Militer Belanda II bulan Desember 1948 membuat Sri Mulyani (Tika Project Pop) terbuang dari kampung halamannya di Maguwo, Jawa Tengah. Sri yang lugu mengembara sampai ke wilayah Panjen dan bertemu dengan pasukan gerilya Indonesia pimpinan Kapten Hadi Sugito (Gading Marten) yang sedang membuka pendaftaran anggota baru.Bersama Sri hari itu, Udjo, putra seorang ningrat yang mendaftarkan diri karena diperdaya Wiwid (Shanty) gadis pujaan hatinya. Selain itu, ada Ahok (Odie Project Pop) dan Tumino (Gugum Project Pop), pemuda desa dari wilayah sekitar Panjen. Mereka kemudian bergabung dengan Toar (Yosi Project Pop) pemuda rabun yang sudah lebih dulu menjadi gerilyawan, Kopral Jono (Dwi Sasono) yang sering diturunkan pangkatnya, dan Letnan Bowo (Teuku Rifnu Wikana) tangan kanan Kapten Hadi Sugito.
Sebelum Sri dan teman-temannya mendapat bekal bertempur yang memadai, pasukan KNIL di bawah pimpinan Letnan Kuyt sudah menyerang basis mereka, desa Panjen. Letnan Kuyt menculik Wiwid dan adiknya, Yayuk (Masayu Anastasia) hingga menimbulkan kemarahan Kopral Jono dan anggota baru gerilyawan Panjen.
Di bawah pimpinan Kopral Jono, laskar yang minim pengalaman itu nekad kabur dari markas untuk membebaskan teman-teman mereka. Dengan hanya mengandalkan keterangan dari Once (Oon Project Pop) tentara KNIL yang mereka tawan, dan laskar mbalelo itu menyerbu markas Letnan Kuyt. Akibatnya, mereka malah terdesak lalu ikut ditawan. Untunglah Letnan Bowo dengan pasukan Panjen lainnya menyusul dan membebaskan mereka.
Ulah Kopral Jono dan anak buahnya itu membuat Kapten Hadi murka. Mereka dipecat dengan tidak terhormat. Hal ini membuat mereka tidak diikutsertakan dalam serangan besar ke Yogya tanggal 1 Maret 1949 yang dipimpin Letkol Soeharto. Tapi, semangat bertempur Kopral Jono dan para laskar terbuang itu tidak surut. Diam-diam mereka bergerak sendiri mencegat pasukan bantuan Belanda dalam suatu misi nekad, mereka dikenal sebagai pasukan elite oleh pasukan Siliwangi, dan turut mencatatkan sejarah sebagai pahlawan ugal-ugalan yang terlupakan
Obama Anak Menteng
Barack Obama atau yang bernama kecil Barry, sudah berada di Jakarta selama tiga tahun di Menteng Dalam. Kemudian ia pindah kerumah ayah barunya, Lolo Soetoro, setelah ibunya Ann Dunham yang sedang hamil dari Lolo, bercerai dengan ayah kandung Barry, Barack Obama, Sr. yang merupakan orang Kenya. Berada di Menteng, membuat Barry merasakan pergaulan Indonesia sebenar-benarnya. Ia berteman dengan kedua tetangganya Slamet dan Yuniardi yang berbeda strata sosial dengan Barry. Oleh Ibunya, setiap mulai subuh Barry mengulang pelajaran tentang Amerika Serikat yang tidak diajarkan disekolah barunya, SD Negeri Menteng 01, semua itu terjadi pada umurnya yang kesembilan. Barry juga bersahabat dengan seorang banci yang menjadi sopir sepeda Barry selama pergi ke sekolah, ia bernama Turdi. Barry kerap berteman dengan siapa saja dan sempat berselisih dengan geng Carut yang sangat kasar dengan Barry dan teman-temannya. Akibat perkelahian dengannya, Barry terkena benjol. Banyak warna juga yang terlihat seperti Turdi yang homoseksual dan sering berselisih dengan pacarnya, ketertarikan Barry kepada seorang siswi bernama Rebecca, dan permainan Indonesia yang diajari Slamet dan Yuniardi kepadanya. Juga terjadi dimana Slamet mematahkan tanpa sengaja hiasan Patung Liberty yang dimiliki Barry. Barry memutuskan Slamet untuk tetap menyimpannya.
Ann mulai tidak suka dengan Menteng yang ia nilai kurang bersahabat bagi Barry. Namun Lolo selaku ayah yang bijak, mengajarkan Barry ilmu bela diri agar bisa menang melawan Carut. Lalu Carut dan gengnya kalah. Mereka yang pertamanya tidak adil, malah ingin bertanding adil dengan menyelenggarakan pertandingan sepak bola. Saat selesai latihan bersama Slamet, Yuni, dan teman satu lagi, Agus, melewati kawat berduri dan Barry terkena luka. Semakin giatlah Ann untuk mengajak Barry lagi ke Honolulu. Ann di Menteng melahirkan bayi, adik tiri Barry, Maya Soetoro-Ng.
Sebuah pertandingan sepak bola akhirnya memenangkan Barry sebagai pemenangnya. Ia memutuskan bermaafan dengan Carut, dan Carut setuju. Barry kembali ke rumah dan mendengar berita tentang dirinya yang harus pindah, kendati tidak setuju, Lolo bisa memahami, begitupun Barry akhirnya. Untuk merayakan kemenangan, Turdi membantu Barry menyelenggarakan pesta. Disaat pesta, anak-anak itu termasuk Rebecca, berbicara tentang cita-cita dan Yuni mengatakan bahwa 'Barry saja yang jadi presiden'. Sebuah bintang jatuh terlihat saat itu tanpa mereka sadari. Sebenarnya malam itu adalah malam terakhir dimana Barry tetap disana, tapi Barry tidak tega untuk memberitahukannya. Sementara Turdi disuruh Barry untuk tidak menceritakannya.
Saat Barry harus pergi ke bandara, Barry mencari Slamet dan Yuni, tapi hanya menemukan Yuni saja karena Slamet masih disekolah. Yuni akhirnya berpamitan dengan Barry. Ditengah jalan saat mobil Barry berlalu, Barry melihat Slamet, dan menyampaikan selamat tinggal, Slamet melihatnya dan tersenyum. Dari saat itu, sepertinya Turdi memberitahukan kepulangan Barry kepada Slamet dan Yuni. Tetapi Slamet tidak tahu dan bertekad membetulkan miniatur Patung Liberty. Itulah yang Slamet genggam saat melihat mobil Barry yang lewat.
Tanah Air Beta
Tahun 1998. Timor-Timur berpisah dari Indonesia, membuat perpisahan harus terjadi. Banyak keluarga yang mendapatkan konflik internal antara tetap berada di Indonesia, yakni di Kupang, atau memutuskan berpindah ke Timor Timur. Sebuah keluarga yang ayahnya sudah wafat adalah salah satu keluarga yang menerima konflik tersebut. Merry (Griffit Patricia) memutuskan untuk memilih tetap berada di Indonesia dan bersekolah di sekolah kecil yang berguru ibunya, Tatiana (Alexandra Gottardo). Mereka berdua berpisah dengan kakak Merry, Mauro yang memilih tinggal di Timor Timur bersama pamannya. Dirumah mereka, mereka berteman dengan pemilik toko kelontong; Koh Ipin (Robby Tumewu) dan Cik Irene (Tessa Kaunang). Disekolah, Merry adalah korban kejahilan teman sebayanya, Carlo (Yahuda Rumbindi) yang sebenarnya hanya menginginkan seorang adik. Ia dirawat oleh seorang keturunan Arab bernama Abu Bakar (Asrul Dahlan) yang juga bersahabat dengan Tatiana setelah Ibu Carlo meninggal. Tatiana rajin pergi ke pengungsian untuk bertemu seorang relawan bernama Lukman (Lukman Sardi) untuk mencari tahu info mengenai Mauro.
Di antara potret sosial tentang kehidupan di pengungsian itu, Merry menduga ibunya sakit keras karena terbatuk-batuk. Dokter puskesmas kenalan Tatiana dan Merry, Dr. Joseph (Ari Sihasale) diminta Merry untuk memeriksa Tatiana. Tatianapun diperiksa oleh Dr. Joseph, dan dibantu oleh Abu Bakar. Tatiana diceritakan oleh Abu Bakar mengenai berita yang disampaikan Lukman tentang Mauro beberapa hari yang lalu yang membuat Merry gembira karena menduga Mauro akan ke tempatnya. Ternyata Mauro yang berada disana tidak menyukai ibunya yang tidak pernah menengoknya, padahal itu semua adalah salah kaprah karena waktu tiba Mauro dan Tatiana selalu tidak sama. Maka, Mauro hanya meminta Merrylah yang bertemu dengannya. Hal yang diceritakan di puskesmas itu didengar oleh Merry yang ingin menjenguk ibunya, Merrypun bertekad pergi ke perbatasan sendirian dengan uang tabungannya. Cik Irene berbaik hati memberikan bekal untuk Merry. Merrypun pergi sendiri dengan menggunakan bus hingga sampai ke terminal terdekat dengan perbatasan (yang juga masih sangat jauh dari perbatasan). Bertanya kepada seorang sopir, ia mengetahui jalan ke perbatasan dan nekat berjalan kaki. Abu Bakar dan Tatiana yang baru saja pulang, mengetahui Merry sudah tidak ada. Tatianapun menduga Merry mendengar pembicaraannya dengan Abu Bakar. Abu Bakarpun segera menyuruh Carlo untuk mencari Merry. Carlo sampai ke terminal terakhir dan mendapat info dari sopir yang ditanyai Merry. Carlo juga berjalan kaki, tapi ia beruntung menemukan mobil pengangkut. Iapun ikut dan berhasil menemukan Merry dijalan. Segera setelah ditinggal oleh mobil pengangkut, Merry pingsan. Merrypun dibawa ke puskesmas terdekat dan cukup sehat untuk melanjutkan perjalanan.
Perjalanan yang mereka lalui tidak mudah karena sedikitnya kendaraan yang lewat. Usaha yang ulet membuat mereka sampai di perbatasan. Mereka bertemu Lukman, Merry menunjukkan foto keluarganya dan hubungan darahnya denga Mauro dan Tatiana. Lukman mengatakan bahwa Mauro sudah sampai di perbatasan. Merry dan Carlo pergi ke perbatasan dimana keluarga yang berpisah saling bertemu. Disana, lewat lagu Kasih Ibu, Merry bertemu dengan Mauro. Saat mereka tengah berangkulan, Merry meluruskan kesalahpahaman Mauro. Tepat saat itu, Tatiana dan Abu Bakar datang. Tatiana segera pergi ke Mauro dan Merry, dan berpelukan.
Ayah, Mengapa Aku Berbeda?
Namanya Angel. Cantik. Pintar. Berbakat. Dan... berbeda. Hidupnya ditakdirkan untuk terus melampaui tantangan. Ibunya meninggal saat melahirkannya, lalu ia dibesarkan dengan penuh cinta oleh Ayah dan neneknya. Angel sejak balita dinyatakan tuna rungu.
Namun, ternyata Angel sangat cerdas, lebih cerdas dari anak seusianya. Dan karena dilahirkan oleh pasangan pianis, secara alami ia menguasai bakat yang sama. Karena kecerdasannya inilah Angel disekolahkan di sekolah umum, di mana ia akhirnya belajar memahami bahwa tak semua orang nyaman dengan perbedaan.
Maya, gadis cantik yang merasa terancam dengan hadirnya Angel yang cantik, pintar, dan berbakat. Angel tak pernah lepas dari “serangan” Maya yang bertubi. Di situ pulalah ada Hendra, cowok baik hati yang kemudian menjadi sahabat Angel, dan Martin cowok incaran Maya yang diam-diam lebih memperhatikan Angel.
Pada saat yang sama, ayah Angel mengalami masalah jantung. Pendapatan tak seberapa dari toko roti keluarga yang ia kelola, menghambat pengobatannya, sehingga Angel berusaha menambah penghasilan keluarga dengan menjadi pianis sebuah cafe. Di cafe inilah, ia merajut cinta dengan Ferly, pegawai cafe tersebut. Cinta mereka tentu saja tak biasa, karena bernuansa perbedaan yang tidak biasa.
Tantangan demi tantangan, hambatan demi hambatan harus dihadapi Angel. Sebagai manusia ia hampir menyerah, namun Tuhan selalu punya cara mengembalikan kekuatannya. Hingga pada akhirnya Tuhan akan memberikan jawaban terindah atas pertanyaan Angel yang pernah ia sampaikan ke Sang Ayah “Ayah, mengapa aku berbeda?”
Badai di Ujung Negeri
Badai adalah marinir yang ditugaskan di pos jaga perbatasan Indonesia di sebuah pulau di laut cina selatan. Penemuan mayat misterius mempertemukannya kembali dengan Joko, sahabat lama yang ditugaskan di kapal KRI.
Anisa seorang gadis setempat mempertanyakan kepastian hubungannya dengan Badai. Badai ragu untuk membuat keputusan karena dia bisa dipindah tugaskan kapan-pun, kemana-pun.
Dika, anak nelayan teman Badai ditemukan mati. Kesalahpahaman Joko dan Badai tentang kematian Nugi, adik Joko, mempengaruhi kerjasama mereka dalam menemukan siapa pembunuh Dika dan mayat-mayat lainnya yang belakangan bermunculan terapung di laut. Badai dan Joko dijebak ke pulau terpencil sementara para pembunuh merencanakan pembajakan sebuah kapal tanker di laut perbatasan, memanfaatkan kelemahan konflik di antara mereka dan kondisi kapal KRI yang sudah tua.
Garuda di Dadaku 2
Bayu (Emir Mahira), yang sekarang sudah menjadi anggota sepakbola timnas U-15, ingin membuktikan dirinya mampu membawa timnya menjuarai kompetisi junior tingkat ASEAN di Jakarta. Dengan dukungan sahabatnya, Heri (Aldo Tansani), berikut teman sekelas yang memikat hatinya, Anya (Monica Sayangbati), dan pelatih timnas dengan teknik unik, Pak Wisnu (Rio Dewanto), Bayu memimpin teman-temannya berjuang amat keras untuk mencapai final. Namun kehadiran seorang pemain baru bernama Yusuf malah mengacaukan konsentrasi Bayu. Apalagi Yusuf menjadi the rising star di tim tersebut, dan makin akrab berteman dengan Heri. Ditambah dengan situasi tim yang makin porak poranda, Bayu jadi pesimis dan memilih kabur. Final kompetisi tinggal selangkah lagi di depan mata
Golden Goal
Kisahnya tentang dua kesebelasan sepak bola yang selalu bersaing keras. Kesebelasan kaya, Panzer Hitam, dimiliki Dames Lubis, calon kuat dalam pemilihan Gubernur mendatang. Sedangkan kesebelasan kedua, Domba Berang, diwariskan kepada seorang gadis bernama Kanya, karena ayahnya Pak Rachman meninggal.
Semula Pemerintah ingin mengurus Domba Berang yang punya banyak penggemar setia. Bahkan Lubis ingin menggabungkan kedua kesebelasan tersebut dalam rangka memuluskan jalannya untuk menjadi Gubernur. Kanya bertekad untuk memimpin kesebelasannya sesuai amanat mendiang ayahnya. Menjadi wanita pemimpin dalam olah raga yang didominasi kaum pria ini sungguh tidak mudah
Langit Biru
Biru, Amanda, dan Tomtim tiga sahabat dari kecil yang sama-sama duduk di kelas 1 SMP dan tinggal berdekatan dalam satu kompleks perumahan.
Biru, anak tunggal dari Daniel, yang berprofesi sebagai pilot. Biru adalah anak yang mandiri, aktif, cantik, agak tomboy, pintar, namun agak emosional. Sang mama meninggal ketika Biru berusia 7 tahun. Jadwal terbang yang padat menyebabkan hubungan dan komunikasi antara Daniel dan Biru menjadi tidak mulus, ditambah lagi Daniel agak clueless mengenai cara menghadapi anaknya yang beranjak remaja. Amanda, adalah anak pertama dari pasangan Henry dan Julie, dengan seorang adik bernama Brandon. Keluarga ini harmonis dan bahagia dengan keunikannya masing-masing.
Julie, sang mama, sangat involve dengan kehidupan kedua anaknya, sehingga kadang-kadang bisa terkesan cerewet namun lucu. Amanda adalah anak yang cantik, manis, lembut tapi juga aktif. Adiknya Brandon sangat jago nge-dance meskipun masih kecil. Rumah mereka adalah tempat berkumpulnya anak-anak untuk belajar dan bermain bersama karena suasana yang selalu hangat dan hidup ada di rumah ini. Tomtim, yang badannya paling besar di antara mereka bertiga karena secara usia sebenarnya Tomtim lebih tua (pernah tinggal kelas) adalah anak tunggal dari Mama Rita yang memiliki keterbatasan atau learning difficulties. Keadaan Tomtim yang istimewa ini membuatnya seringkali menjadi target sasaran beberapa anak nakal di sekolah. Bruno, adalah salah satu anak yang suka nge-bully Tomtim di sekolah bersama dengan ganknya yaitu Jason, Samuel, dan Erlangga.
Konflik memuncak karena kekesalan Biru cs atas prilaku bully Bruno cs yang tidak pernah tertangkap basah oleh guru. Akhirnya mereka merancang sebuah misi khusus untuk mengungkap kenakalan Bruno cs. Tetapi ternyata fakta yang mereka kumpulkan mengarahkan mereka kepada suatu kenyataan yang lain.
Rumah Tanpa Jendela
Rara (Dwi Tasya) gadis kecil berusia 8 tahun, sangat ingin punya jendela di rumahnya yang kecil berdinding tripleks bekas di sebuah perkampungan kumuh tempat para pemulung tinggal di Menteng Pulo, Jakarta.Si Mbok (Inggrid Widjanarko), neneknya Rara - yang sakit-sakitan dan ayahnya, Raga (Raffi Ahmad) yang berjualan ikan hias dan tukang sol sepatu, tidak cukup punya uang untuk membuat atau membeli bahkan hanya selembar daun jendela dan kusennya saja. Rara juga punya Bude, yaitu Bude Asih.(Yuni Shara)
Bersama teman-temannya sesama anak pemulung, sebelum ngamen atau ngojek payung jika hari sedang hujan, Rara sekolah di tempat sederhana khusus untuk anak jalanan. Bu Alya (Varissa Camelia) satu-satunya pengajar sukarelawan disitu yang membimbing dan membina anak-anak pemulung tersebut.
Di tempat lain, di perumahan mewah kota Jakarta – adalah Aldo (Emir Mahira) anak lelaki berusia 11 tahun yang sedikit terbelakang, merindukan seorang teman di tengah keluarganya yang sibuk dengan urusannya masing-masing. Ia anak bungsu dari pengusaha sukses, Pak Syahri (Aswin Fabanyo) dan Nyonya Ratna (Alicia Djohar). Kehadiran Nek Aisyah (Aty Cancer Zein) – Ibu Pak Syahri menjadi penghiburan untuk Aldo. Nek Aisyah sangat menyayanginya.
Suatu hari, Aldo berkenalan dengan Rara yang saat itu tengah mengojek payung dan terserempet mobil Aldo. Sejak itu mereka menjadi akrab. Perkampungan kumuh tempat Rara tinggal terjadi kebakaran, sementara di rumah Aldo semua panik karena karena Aldo minggat dari rumah, kecewa dengan sikap kakaknya yang terang-terangan mengatakan merasa malu memiliki adik seperti dirinya.
Apa yang terjadi dengan hidup Rara selanjutnya ? Bagaimana persahabatannya dengan Aldo? Apakah Rara dapat mewujudkan mimpi memiliki jendela di rumahnya? Bagaimana juga dengan nasib Simbok dan Bude Asih?
Berbagai peristiwa yang mengejutkan dan menyentuh bergulir bersama kisah persahabatan Rara dan Aldo.
Produksi : Smaradhana Pro & Sanggar Ananda Executive Producer : Intan Ophelia, Aditya Gumay & Michael Short Producer : Adenin Adlan & Seto Mulyadi Dikembangkan dari : Cerpen "Jendela Rara" karya Asma Nadia Skenario : Adenin Adlan & Aditya Gumay Sutradara : Aditya Gumay
Surat Kecil Untuk Tuhan
Film ini menceritakan tentang Gita Sesa Wanda Cantika atau yang dikenal dengan nama panggilan Keke, seorang gadis remaja berusia 13 tahun yang cukup beruntung, karena lahir dari keluarga yang sangat berada, memiliki dua orang kakak laki-laki yang bernama Chika dan Kiki, orang tua yang sangat menyayanginya walau sudah bercerai, dan juga Pak Yus, ajudan sang Ayah. Selain itu Keke juga di kelilingi 6 sahabat karib yang selalu setia menemaninya dan hidupnya pun semakin lengkap dengan kehadiran seorang kekasih yang juga begitu menyayanginya yaitu Andy.
Semuanya tampak begitu sempurna. Pada tahun 2003 kanker menghinggapinya, Keke adalah pengidap Rhabdomyosarcoma (Kanker Jaringan Lunak) pertama di Indonesia. Gadis cantik itu pun berubah menjadi "monster" hingga terpaksa harus menjalani serangkaian kemotrapi dan radiasi hampir setahun lamanya, akibatnya, semua,rambut Keke sedikit demi sedikit mulai rontok, kulitnya mengering, dan sering mual-mual. Ketekunan Keke dan keluarganya membuahkan hasil. Keke dinyatakan sembuh dan bisa kembali menjalani aktifitas seperti sedia kala.
Tak dinyana, setahun kemudian, pada 2004, kanker itu kembali, lebih parah dan mematikan. Meskipun sudah ditolak di rumah sakit mana-mana, ayah Keke tidak pernah sekalipun menyerah untuk menyembuhkan anaknya, terbukti bahwa ia sanggup ke pedalaman bahkan keluar negeri hanya untuk menyembuhkan Keke. Meskipun ratusan dokter memprediksi bahwa hidup Keke tidak akan lebih dari 3 bulan, Keke berhasil bertahan untuk lebih dari setahun. Meskipun pada akhirnya, Keke harus menerima kenyataan bahwa ia memang tidak dapat disembuhkan karena kanker itu sudah terlalu menyebar
Tendangan dari Langit
Wahyu (16 tahun) memiliki kemampuan luar biasa dalam bermain sepakbola. Ia tinggal di Desa Langitan di lereng gunung Bromo bersama ayahnya seorang penjual minuman hangat di kawasan wisata gunung api itu, dan ibunya.
Demi membahagiakan orang tuanya, Wahyu memanfaatkan keahliannya dalam bermain bola dengan menjadi pemain sewaan dan bermain bola dari satu tim desa ke tim desa lain dengan bantuan Hasan, pamannya. Sayangnya Pak Darto, ayah Wahyu sangat tidak menyukai apa yang dilakukan anaknya.
Suatu hari saat Wahyu bermain bola dengan rekan-rekannya, keahlian istimewanya tak sengaja dilihat oleh Coach Timo yang tengah hiking bersama Matias di lereng Bromo. Pelatih Timo kemudian menawari Wahyu untuk datang ke Malang dan menjalani tes bersama Persema Malang.
Sayangnya, berbagai ujian dalam meraih kesempatan emas bermain bersama Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan di Persema mendapat banyak halangan. Selain harus memilih antara cintanya kepada Indah dan impiannya untuk bermain bola di jenjang yang lebih tinggi, Wahyu juga harus mampu meyakinkan Pak Darto. Belum lagi ternyata Hasan memiliki kepentingannya sendiri terhadap Wahyu.
Selain berbagai rintangan yang harus ia hadapi, layaknya seorang pemain bola sebelum mencetak gol, Wahyu juga harus menghadapi tantangan terakhir dari dirinya sendiri. Sebuah penyakit yang biasa menyerang anak-anak usia enam belas tahun seperti Wahyu
Melodi
Ruli dan Mili adalah kakak beradik yang tinggal di kawasan pinggir kota bersama ayahnya yang menjadi orang tua tunggal. Mereka menjalani kehidupan dengan penuh keceriaan.. Ruli yang pandai bernyanyi bekerja sebagai pelayan sebuah warung kopi. Mili yang hobi menggambar selalu mengintil ke mana pun abangnya pergi. Mereka juga tengah bahu-membahu menabung demi mewujudkan impian keluarga, yaitu mempunyai sebuah sepeda motor bekas untuk ayahnya bekerja sebagai pengojek. Setidaknya bila memiliki motor sendiri, maka hasil ngojek ayahnya tidak lagi mesti disetorkan ke Bandar Ojek dan hidup mereka pasti menjadi sedikit lebih baik.
Saat impian indah tersebut sudah di depan pelupuk mata, tak disangka ayah Ruli mengalami sebuah musibah yang mengakibatkan uang tabungan mereka terkuras habis dan bahkan masih memikul hutang yang amat besar.
Apa pun yang terjadi sebagai bocah yang ulet dan tabah, Ruli pantang menyerah. Di tengah upaya membantu ayahnya mencari biaya tambahan, ia bertemu Chika, anak perempuan Bu Wita yang menjadi bagian musibah. Tak disangka pertemuan mereka berkembang menjadi persahabatan sejati dan keterikatan bathin yang dalam hingga mereka menjadi bertrio bersama Mili.
Malangnya persahabatan mereka malah menuai kemurkaan Bu Wita, ibu Chika yang menyama-ratakan dengan menganggap semua anak miskin itu jahat. Namun Chika tetap menjalani persahabatan yg manis itu secara diam-diam. Hingga suatu hari, sebuah peristiwa “besar” hinggap pada mereka yang membuat kehidupan mereka justeru akan bertabur bintang
AGENS128 Adalah Situs Judi Online Taruhan Sepak Bola, Casino, Sabung Ayam, Tangkas, Togel & Poker Terpopuler di Indonesia
BalasHapusPasang Taruhan Online Melalui Agen Judi Terpercaya Indonesia Agens128, Proses Cepat, Banyak Bonus, Online 24 Jam dan Pasti Bayar!
Sabung ayam
sbobet online
casino online
tembak ikan
daftar bisa langsung ke:
LINE : agens1288
WhatsApp : 085222555128